Berangkat dari Roma ke Pisa dengan kereta yang paling pagi jam 06:57 menggunakan trenitalia agar sampai Pisa tidak terlalu siang (9:45). Selain ticketnya lebih murah, kereta bisa direct ke Pisa, tidak perlu transit ganti kereta di kota lain seperti Florence.
Sampai di Pisa Centrale kami langsung mencari tahu bagaimana cara pergi ke Leaning Tower of Pisa / menara pisa. Info yang kami dapat kita bisa naik bus yang ticketnya bisa dibeli di sebuah toko di dalam stasiun. Ticket seharga EUR 1.2 dengan validitas 70 menit, sehingga kami masing-masing beli 2 ticket untuk pulang dan pergi. Agak kesulitan juga untuk menentukan bus yang mana yang harus kami naiki karena ternyata bus tanpa nomor dan tidak ada informasi sama sekali. Dengan bertanya kepada orang lokal, akhirnya kami bisa menemukan bus yang benar.
Perjalanan naik bus dari Pisa Centrale ke menara pisa hanya sekitar 20 menit. Menara pisa terletak di Piazza de Miracoli, yaitu sebuah alun-alun katedral yang terletak di Kota Pisa, Italia. Di dalam kawasan piazza ini terdapat empat buah bangunan terkenal yang semuanya di dominasi dengan warna putih. Keempat bangunan tersebut adalah Duomo (bangunan utama Katedral), Baptisery (juga merupakan bagian dari cathedral), Menara Pisa (Leaning Tower of Pisa) yang merupakan menara lonceng katedral dan Camposanto (pemakaman yang salah satu koleksinya berupa sarkofagus Romawi).
Kenapa diberi nama menara pisa? Karena menara ini berada di kota Pisa. Pisa adalah kota kecil yang menurut saya hanya Piazza de Miracoli satu-satunya tempat wisata yang menarik.
Menara Pisa mulai di bangun pada tahun 1173. Lima tahun sejak awal didirikan yaitu saat pembangunan baru mencapai tingkat 3, menara ini mulai amblas kemudian miring ke sisi selatan akibat pondasi yang buruk dan dibangun di atas lapisan tanah yang tidak stabil. Tingkat kemiringan Menara Pisa ini terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 lalu, diketahui bahwa kemiringan menara telah melenceng sejauh 3,9 meter dari posisi lurus yang seharusnya. Ketinggian menara ini hanya 56,70 meter.
Baptisery, Duomo dan Leaning Tower of Pisa
Rasanya tidak afdol bila tidak berfoto dengan gaya "standar" mendorong menara pisa. Namun ternyata tidak mudah untuk mendapatkan foto dengan gaya standar tersebut. Walaupun cukup lama kami mencoba tetapi hasilnya tetap kacau balau hiks hiks..
Setelah ribut-ribut dengan istri karena kegagalan yang kami alami, akhirnya kami memutuskan dengan gaya photo manis saja seperti ini wakakakaaaa :)
Waktu menunjukkan pukul 12:30 dan jadual kereta ke Venice pukul 13:12. Akhirnya kami berlari menuju ke halte bus dan beruntung bus segera tiba sehingga kami tidak ketinggalan kereta. Untuk ke Venice kita harus naik kereta dulu ke Florence dan ganti kereta ke Venice. Kami sampai di stasiun Venezia Santa Lucia pukul 16:35. Namun ternyata maghrib di Venice sekitar pukul 17:00, ditambah udara sedang berkabut tebal, sehingga suasana telah gelap. Kami segera membeli ticket Vaporetto / boat valid untuk 24 jam seharga EUR 20 per orang karena hotel Best Western tempat kami menginap di San Marco. Beruntung saat mau membeli ticket ada tourist yang baik hati memberikan satu ticket vaporetto.
San Simeone Piccolo via Ferovia
Perjalanan dari Venezia santa lusia (stasiun vaporetto ferovia) ke San Marco memerlukan waktu 20 menit. Setelah check in hotel yang hanya sekitar 50 meter dari Basilica san marco, suasana di Basilica San Marco sudah sangat sepi (walau baru jam 18:30), sehingga malam itu kami hanya menghabiskan waktu buat makan malam saja dan menikmati kesunyian Piazza San Marco.
Sunyinya piazza san marco di malam hari
Besoknya, udara juga masih berkabut, suhu udara 8 derajat celcius dan cahaya matahari mulai terang pukul 7:30. Jadi waktu siang di Venice agak pendek, dari jam 7:30 sd 17:00. Setelah breakfast di hotel, kami mulai menikmati keindahan Piazza San Marco.
1. Piazza San Marco
1. Piazza San Marco
Memberi makan burung merpati
Bermain dengan merpati di piazza san marco
San Marco dari jarak dekat
Berdua, biar ketahuan kalau jalannya berdua ha ha...
Lion di samping Basilica san marco. Lion is the Symbol of Venice
Gereja San marco ini mempunyai menara yang sangat tinggi sekali. Menara ini disebut Campanile Tower atau bell tower. Bell tower mempunyai pintu masuk yang sangat indah.
Pintu masuk Campanile Tower
Bangunan lain yang terkenal di piazza san marco ini adalah 'clock tower' dengan pahatan singa bersayap dimana ada patung orang Moor dari perunggu yang 'memukul' lonceng setiap 1 jam.
Clock tower
Bangunan terkenal lainnya di Piazza San Marco ini adalah Doge’s Palace atau Palazzo Ducale yang dulunya adalah istana tempat tinggal penguasa tertinggi Republik Venice, namun sekarang istana ini dijadikan museum.
Palazzo Ducale
Palazzo ducale ini mempunyai pintu masuk yang sangat artistik yang diberi nama Porta della carta.
Porta della carta of Palazzo Ducale
Di seberang Palazzo Ducale ini terdapat 2 buat tugu, yaitu Tugu Singa (Column of the Lion) sebagai tugu simbol dari venice dan Tugu San Teodoro (Column of San Todaro) yang berupa patung Teodoro, sang prajurit yang akan melindungi kota.
Column of the Lion dan Column of San Todaro dengan background perpustakaan Biblioteca Marciana
Di samping Palazzo Ducale ini terdapat Bridge of Sighs / jembatan rintihan, sebuah jembatan sakral dan keramat dalam hal asmara. Legenda yang berkembang dari jembatan ini bahwa para pasangan kekasih akan mendapatkan cinta abadi dan kebahagiaan jika berciuman di gondola di bawah jembatan ini saat matahari terbenam.
Oh ya, jembatan rintihan itu bukan jembatan yang kami pijak dalam photo, tetapi jembatan kecil yang menghubungan 2 buah bangunan di belakang photo kami :) Kira2 yang lagi naik gondola di bawah jembatan rintihin itu lagi kissing gak yach? Kepo deh ... ha ha ...
Dari jembatan ini kita bisa melihat monument victor emmanuel 2 berupa patung berkuda victor emmanuel di bagian atas dan patung seorang wanita dan seekor singa dengan desain yang berbeda dikedua sisinya.
Dari jembatan ini kita bisa melihat monument victor emmanuel 2 berupa patung berkuda victor emmanuel di bagian atas dan patung seorang wanita dan seekor singa dengan desain yang berbeda dikedua sisinya.
2. Wisata Grand Canal
Venice terkenal dengan kanal-kanalnya. Grand Canal membelah venice island membentuk huruf S terbalik.
Grand Canal
Untuk wisata Grand Canal kita bisa naik Vaporetto/boat line 1 atau 2. Namun Vaporetto tidak singgah di semua halte. Sebelum naik vaporetto kita bisa melihat arah dan jalur yang akan dilalui Vaporetto di setiap halte. Pastikan halte tujuan kita ada di peta jalur vaporetto yang akan kita naiki. Di satu tempat tersedia beberapa halte vaporetto dengan tujuan dan jalur berbeda-beda.
Jalur vaporetto di Grand Canal
Dari Piazza San Marco kita bisa naik vaporetto melalui halte San Marco. Seharian di Venice langit selalu berkabut sehingga photo bangunan yang jaraknya jauh tidak terlihat dengan jelas.
Gondola stand by di Piazza San Marco
Halte San marco dengan Background San Giorgio Maggiore
Background Basilica di Santa Maria Della Salute
Dari Halte San Marco kami mau menuju ke Halte Salute, namun ternyata kami salah naik Vaporetto, yang mana vaporetto tidak singgah di Salute. Akhirnya kami turun di Accademia.
Gondola di grand canal
Accademia dengan background Santa Maria Della Salute
Dari Accademia kami lanjut ke Rialto. Kali ini sudah tahu sistem vaporetto sehingga kami tidak salah lagi. Rialto adalah jembatan paling terkenal di Venice. Kami ke Rialto ingin naik gondola dan tentunya ingin berfoto dengan background Rialto. Namun sayang sekali bangunan di sekitar Rialto sedang direnovasi sehingga kondisinya lagi jelek. Untuk naik gondola tarifnya EUR 80 per gondola. Akhirnya kami batal naik gondola, karena mahal kali ya? he he ....
Rialto Bridge
Jajanan ala Venice
Di Rialto ini banyak sekali ditemukan penjual souvenir sehingga kita bisa berkeliling melihat macam-macam souvenir yang dijajakan. Dari Rialto kami melanjutkan perjalanan ke Ferovia.
San Simeone Piccolo view dari Ferovia
Dari Ferovia kami berjalan menuju Ponte della Costituzione.
Ponte della Costituzione
Ponte della Costituzione ini lokasi sangat dekat dengan halte vaporetto P.le Roma, sehingga kami melanjutkan perjalanan ke halte Ca' d'oro melalui halte P.le Roma.
Di Ca' d'oro kami menuju ke Masjid yang dulunya gereja Santa Maria della Misericordia yang dibangun tahun 1864, dan telah tidak difungsikan sebagai gereja selama lebih dari empat puluh tahun, sejak diakuisisi oleh pemilik swasta, Christoph Büchel, yang mendekorasi ulang interior gereja dalam setiap detail sesuai dengan standar Islam. Dia menghiasi dinding dengan tulisan Arab baroque, menutupi lantai dengan karpet, menggantung lampu masjid dan memasang mihrab (tempat imam) untuk sholat.
Buchel dikenal sebagai artis seni kontemporer, sering melakukan hal yang provokatif. Dia melihat proyek Masjid Venice sebagai protes terhadap "Islamophobia."
Karena misi pekerjaan ini sebagai instalasi seni daripada tempat ibadah, izin bangunan diperoleh dengan relatif mudah. Pemerintah kota Venesia telah menyatakan bahwa itu resmi ada tempat ibadah tapi sebuah karya seni.
Polisi dan pejabat Biennale tidak akan diizinkan untuk membuat beberapa perubahan yang diusulkan di luar gereja, termasuk relief "Allahu akbar" yang direncanakan dipasang dekat pintu masuk.
Masjid ex gereja Santa Maria della Misericordia
Waktu telah menunjukkan pukul 17:00, dan suasana mulai gelap. Lampu2 di kanal dan bangunan mulai dinyalakan. Tujuan kami masih ada satu, yaitu Basilica di Santa Maria Della Salute. Kami naik vaporetto lagi turun di halte Salute.
Basilica di Santa Maria Della Salute
San Marco tampak dari Halte Salute
Malam di venice kami tutup dengan makan malam di sebuah restaurant di San marco.
Ekspresi antara kecapekan dan laper
Itenerary selanjutnya ke Interlaken Swiss. Kereta dari Santa lucia ke Milan jam 6:50, sementara untuk menuju ke stasiun perlu waktu minimal 20 menit. Jadi kami check out hotel pukul 05:15 untuk bisa ikut vaporetto dari San Marco jam 05:45. Vaporetto beroperasi mulai jam 05:25 dan lewat setiap 20 menit sekali.
Namun untuk menuju ke Swiss harus ke Milan terlebih dahulu, tidak ada kereta direct dari Venice ke Interlaken. Di Milan kami transit 2 jam dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kathedral Duomo Milan.
Namun untuk menuju ke Swiss harus ke Milan terlebih dahulu, tidak ada kereta direct dari Venice ke Interlaken. Di Milan kami transit 2 jam dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kathedral Duomo Milan.
Dari Milano centrale ke Duomo sebenarnya dekat, tetapi akses menuju ke Metro cukup jauh, sehingga 2 jam transit hanya cukup ke Duomo saja. Katedral bergaya Gothic ini merupakan katedral Gothic terbesar dan katedral Katolik terbesar kedua di dunia.
Di halaman kathedral duomo ini terdapat monumen/patung victor emmanuel 2.
Di samping Kathedral duomo ini terdapat pusat perbelanjaan Galeria Victor Emmanuel. Galeria ini adalah salah satu pusat perbelanjaan (mall) yang paling tua di dunia, dibangun pada akhir abad ke-19.
Pintu masuk galeria victor emmanuel
Di dalam galeria victor emmanuel
Waktu telah menunjukkan pukul 10:30, kami bergegas kembali ke Milano Centrale untuk melanjutkan perjalanan ke Interlaken Swiss.
Begitulah ceritanya, kalau ada yang ditanyain bisa kontak ke kuntofk@gmail.com
Febry dan Kunto