Senin, 28 Desember 2015

Euro trip ke 5: Italy; Pisa, Venice, Milan (Des 2015)

Berangkat dari Roma ke Pisa dengan kereta yang paling pagi jam 06:57 menggunakan trenitalia agar sampai Pisa tidak terlalu siang (9:45). Selain ticketnya lebih murah, kereta bisa direct ke Pisa, tidak perlu transit ganti kereta di kota lain seperti Florence.

Sampai di Pisa Centrale kami langsung mencari tahu bagaimana cara pergi ke Leaning Tower of Pisa / menara pisa. Info yang kami dapat kita bisa naik bus yang ticketnya bisa dibeli di sebuah toko di dalam stasiun. Ticket seharga EUR 1.2 dengan validitas 70 menit, sehingga kami masing-masing beli 2 ticket untuk pulang dan pergi. Agak kesulitan juga untuk menentukan bus yang mana yang harus kami naiki karena ternyata bus tanpa nomor dan tidak ada informasi sama sekali. Dengan bertanya kepada orang lokal, akhirnya kami bisa menemukan bus yang benar.

Perjalanan naik bus dari Pisa Centrale ke menara pisa hanya sekitar 20 menit. Menara pisa terletak di Piazza de Miracoli, yaitu sebuah alun-alun katedral yang terletak di Kota Pisa, Italia. Di dalam kawasan piazza ini terdapat empat buah bangunan terkenal yang semuanya di dominasi dengan warna putih. Keempat bangunan tersebut adalah Duomo (bangunan utama Katedral), Baptisery (juga merupakan bagian dari cathedral), Menara Pisa (Leaning Tower of Pisa) yang merupakan menara lonceng katedral dan Camposanto (pemakaman yang salah satu koleksinya berupa sarkofagus Romawi).

Kenapa diberi nama menara pisa? Karena menara ini berada di kota Pisa. Pisa adalah kota kecil yang menurut saya hanya Piazza de Miracoli satu-satunya tempat wisata yang menarik.

Menara Pisa mulai di bangun pada tahun 1173. Lima tahun sejak awal didirikan yaitu saat pembangunan baru mencapai tingkat 3, menara ini mulai amblas kemudian miring ke sisi selatan akibat pondasi yang buruk dan dibangun di atas lapisan tanah yang tidak stabil. Tingkat kemiringan Menara Pisa ini terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 lalu, diketahui bahwa kemiringan menara telah melenceng sejauh 3,9 meter dari posisi lurus yang seharusnya. Ketinggian menara ini hanya 56,70 meter.


Baptisery, Duomo dan Leaning Tower of Pisa






Rasanya tidak afdol bila tidak berfoto dengan gaya "standar" mendorong menara pisa. Namun ternyata tidak mudah untuk mendapatkan foto dengan gaya standar tersebut. Walaupun cukup lama kami mencoba tetapi hasilnya tetap kacau balau hiks hiks..


Setelah ribut-ribut dengan istri karena kegagalan  yang kami alami, akhirnya kami memutuskan dengan gaya photo manis saja seperti ini wakakakaaaa :)



Waktu menunjukkan pukul 12:30 dan jadual kereta ke Venice pukul 13:12. Akhirnya kami berlari menuju ke halte bus dan beruntung bus segera tiba sehingga kami tidak ketinggalan kereta. Untuk ke Venice kita harus naik kereta dulu ke Florence dan ganti kereta ke Venice. Kami sampai di stasiun Venezia Santa Lucia pukul 16:35. Namun ternyata maghrib di Venice sekitar pukul 17:00, ditambah udara sedang berkabut tebal, sehingga suasana telah gelap. Kami segera membeli ticket Vaporetto / boat valid untuk 24 jam seharga EUR 20 per orang karena hotel Best Western tempat kami menginap di San Marco. Beruntung saat mau membeli ticket ada tourist yang baik hati memberikan satu ticket vaporetto.


San Simeone Piccolo via Ferovia



Perjalanan dari Venezia santa lusia (stasiun vaporetto ferovia) ke San Marco memerlukan waktu 20 menit. Setelah check in hotel yang hanya sekitar 50 meter dari Basilica san marco, suasana di Basilica San Marco sudah sangat sepi (walau baru jam 18:30), sehingga malam itu kami hanya menghabiskan waktu buat makan malam saja dan menikmati kesunyian Piazza San Marco.




Sunyinya piazza san marco di malam hari



Besoknya, udara juga masih berkabut, suhu udara 8 derajat celcius dan cahaya matahari mulai terang pukul 7:30. Jadi waktu siang di Venice agak pendek, dari jam 7:30 sd 17:00. Setelah breakfast di hotel, kami mulai menikmati keindahan Piazza San Marco.

1. Piazza San Marco





 Memberi makan burung merpati




Bermain dengan merpati di piazza san marco




 San Marco dari jarak dekat



Berdua, biar ketahuan kalau jalannya berdua ha ha...




Lion di samping Basilica san marco. Lion is the Symbol of Venice



Gereja San marco ini mempunyai menara yang sangat tinggi sekali. Menara ini disebut Campanile Tower atau bell tower. Bell tower mempunyai pintu masuk yang sangat indah.


Pintu masuk Campanile Tower



Bangunan lain yang terkenal di piazza san marco ini adalah 'clock tower' dengan pahatan singa bersayap dimana ada patung orang Moor dari perunggu yang 'memukul' lonceng setiap 1 jam.


Clock tower



Bangunan terkenal lainnya di Piazza San Marco ini adalah Doge’s Palace atau Palazzo Ducale yang dulunya adalah istana tempat tinggal penguasa tertinggi Republik Venice, namun sekarang istana ini dijadikan museum.

Palazzo Ducale

Palazzo ducale ini mempunyai pintu masuk yang sangat artistik yang diberi nama Porta della carta.


Porta della carta of Palazzo Ducale



Di seberang Palazzo Ducale ini terdapat 2 buat tugu, yaitu Tugu Singa (Column of the Lion) sebagai tugu simbol dari venice dan Tugu San Teodoro (Column of San Todaro) yang berupa patung Teodoro, sang prajurit yang akan melindungi kota.


Column of the Lion dan Column of San Todaro dengan background perpustakaan Biblioteca Marciana



Di samping Palazzo Ducale ini terdapat Bridge of Sighs / jembatan rintihan, sebuah jembatan sakral dan keramat dalam hal asmara. Legenda yang berkembang dari jembatan ini bahwa para pasangan kekasih akan mendapatkan cinta abadi dan kebahagiaan jika berciuman di gondola di bawah jembatan ini saat matahari terbenam.




Oh ya, jembatan rintihan itu bukan jembatan yang kami pijak dalam photo, tetapi jembatan kecil yang menghubungan 2 buah bangunan di belakang photo kami :) Kira2 yang lagi naik gondola di bawah jembatan rintihin itu lagi kissing gak yach? Kepo deh ... ha ha ...

Dari jembatan ini kita bisa melihat monument victor emmanuel 2 berupa patung berkuda victor emmanuel di bagian atas dan patung seorang wanita dan seekor singa dengan desain yang berbeda dikedua sisinya.





2. Wisata Grand Canal

Venice terkenal dengan kanal-kanalnya. Grand Canal membelah venice island membentuk huruf S terbalik.

Grand Canal



Untuk wisata Grand Canal kita bisa naik Vaporetto/boat line 1 atau 2. Namun Vaporetto tidak singgah di semua halte. Sebelum naik vaporetto kita bisa melihat arah dan jalur yang akan dilalui Vaporetto di setiap halte. Pastikan halte tujuan kita ada di peta jalur vaporetto yang akan kita naiki. Di satu tempat tersedia beberapa halte vaporetto dengan tujuan dan jalur berbeda-beda.


Jalur vaporetto di Grand Canal



Dari Piazza San Marco kita bisa naik vaporetto melalui halte San Marco. Seharian di Venice langit selalu berkabut sehingga photo bangunan yang jaraknya jauh tidak terlihat dengan jelas.


 Gondola stand by di Piazza San Marco




 Halte San marco dengan Background San Giorgio Maggiore




Background Basilica di Santa Maria Della Salute



Dari Halte San Marco kami mau menuju ke Halte Salute, namun ternyata kami salah naik Vaporetto, yang mana vaporetto tidak singgah di Salute. Akhirnya kami turun di Accademia.


 Gondola di grand canal




Accademia dengan background Santa Maria Della Salute



Dari Accademia kami lanjut ke Rialto. Kali ini sudah tahu sistem vaporetto sehingga kami tidak salah lagi. Rialto adalah jembatan paling terkenal di Venice. Kami ke Rialto ingin naik gondola dan tentunya ingin berfoto dengan background Rialto. Namun sayang sekali bangunan di sekitar Rialto sedang direnovasi sehingga kondisinya lagi jelek. Untuk naik gondola tarifnya EUR 80 per gondola. Akhirnya kami batal naik gondola, karena mahal kali ya? he he ....

 Rialto Bridge




Jajanan ala Venice

Di Rialto ini banyak sekali ditemukan penjual souvenir sehingga kita bisa berkeliling melihat macam-macam souvenir yang dijajakan. Dari Rialto kami melanjutkan perjalanan ke Ferovia.



San Simeone Piccolo view dari Ferovia



Dari Ferovia kami berjalan menuju Ponte della Costituzione.


 Ponte della Costituzione







Ponte della Costituzione ini lokasi sangat dekat dengan halte vaporetto P.le Roma, sehingga kami melanjutkan perjalanan ke halte Ca' d'oro melalui halte P.le Roma. 

3. The Mosque ex Santa Maria della Misericordia

Di Ca' d'oro kami menuju ke Masjid yang dulunya gereja Santa Maria della Misericordia yang dibangun tahun 1864, dan telah tidak difungsikan sebagai gereja selama lebih dari empat puluh tahun, sejak diakuisisi oleh pemilik swasta, Christoph Büchel, yang mendekorasi ulang interior gereja dalam setiap detail sesuai dengan standar Islam. Dia menghiasi dinding dengan tulisan Arab baroque, menutupi lantai dengan karpet, menggantung lampu masjid dan memasang mihrab (tempat imam) untuk sholat. 



Buchel dikenal sebagai artis seni kontemporer, sering melakukan hal yang provokatif. Dia melihat proyek Masjid Venice sebagai protes terhadap "Islamophobia."



Karena misi pekerjaan ini sebagai instalasi seni daripada tempat ibadah, izin bangunan diperoleh dengan relatif mudah. Pemerintah kota Venesia telah menyatakan bahwa itu resmi ada tempat ibadah tapi sebuah karya seni. 



Polisi dan pejabat Biennale tidak akan diizinkan untuk membuat beberapa perubahan yang diusulkan di luar gereja, termasuk relief "Allahu akbar" yang direncanakan dipasang dekat pintu masuk.


Masjid ex gereja Santa Maria della Misericordia



Waktu telah menunjukkan pukul 17:00, dan suasana mulai gelap. Lampu2 di kanal dan bangunan mulai dinyalakan. Tujuan kami masih ada satu, yaitu Basilica di Santa Maria Della Salute. Kami naik vaporetto lagi turun di halte Salute.


Basilica di Santa Maria Della Salute




San Marco tampak dari Halte Salute



Malam di venice kami tutup dengan makan malam di sebuah restaurant di San marco.


Ekspresi antara kecapekan dan laper



Itenerary selanjutnya ke Interlaken Swiss. Kereta dari Santa lucia ke Milan jam 6:50, sementara untuk menuju ke stasiun perlu waktu minimal 20 menit. Jadi kami check out hotel pukul 05:15 untuk bisa ikut vaporetto dari San Marco jam 05:45. Vaporetto beroperasi mulai jam 05:25 dan lewat setiap 20 menit sekali.

Namun untuk menuju ke Swiss harus ke Milan terlebih dahulu, tidak ada kereta direct dari Venice ke Interlaken. Di Milan kami transit 2 jam dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kathedral Duomo Milan.


Dari Milano centrale ke Duomo sebenarnya dekat, tetapi akses menuju ke Metro cukup jauh, sehingga 2 jam transit hanya cukup ke Duomo saja. Katedral bergaya Gothic ini merupakan katedral Gothic terbesar dan katedral Katolik terbesar kedua di dunia. 






Di halaman kathedral duomo ini terdapat monumen/patung victor emmanuel 2.



Di samping Kathedral duomo ini terdapat pusat perbelanjaan Galeria Victor Emmanuel. Galeria ini adalah salah satu pusat perbelanjaan (mall) yang paling tua di dunia, dibangun pada akhir abad ke-19. 


Pintu masuk galeria victor emmanuel




Di dalam galeria victor emmanuel



Waktu telah menunjukkan pukul 10:30, kami bergegas kembali ke Milano Centrale untuk melanjutkan perjalanan ke Interlaken Swiss. 


Begitulah ceritanya, kalau ada yang ditanyain bisa kontak ke kuntofk@gmail.com

Febry dan Kunto

Senin, 21 Desember 2015

Euro Trip ke 5: Italy; Roma Desember 2015

Roma, Ibukota Romawi sekarang Italia ini sangat indah dengan dihiasi bangunan-bangunan mewah. Berada di Roma kita bisa merasakan sisa sisa kebesaran kekaisaran Romawi. Di Roma kami menginap di Mercure hotel yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari colosseum.
View dari atas hotel Mercure Roma

Berikut adalah beberapa tempat wisata yang menarik di Roma, disajikan sesuai urutan itenerary kami:

1. Colosseum

Karena kami tinggal di sekitar Colosseum, kami datang beberapa kali ke Colosseum. Hari pertama hanya sekedar foto-foto di bagian luarnya saja (masuk gratis) karena kami datang sudah jam 10 pagi dan kami lihat antrian cukup panjang untuk pemeriksaan para pengunjung terkait adanya bom bunuh diri dan tembakan massal di Paris di bulan November 2015, sehingga kami putuskan untuk masuk ke Colosseum di hari ke dua. Berikut foto-foto di Colosseum bagian luar.






Monumen Arch of Constantine

 Monumen Arch of Constantine


Monumen Arch of Constantine ini dibangun pada tahun 315 oleh para senat dan warga Roma sebagai perayaan kemenangan Kaisar Constantine atas Maxentius. Dekorasi pada dindingnya menggambarkan kisah-kisah para pendahulu mereka seperti Trajan, Hadrian dan Marcus Aurelius.


Hari ke dua kami masuk ke dalam Colosseum. Arena gladiator berbentuk elips ini bisa menampung 50.000 penonton. Lantai dari arena Colosseum terbuat dari kayu dan ditutupi oleh pasir untuk mencegah agar darah-darah tidak mengalir kemana-mana. Dulunya pertujukan yang digelar di colosseum ini merupakan pertarungan antar binatang, antara tahanan dan binatang maupun pertarungan antar gladiator. Diperkirakan ribuan orang meninggal di arena ini. 
Colosseum di film Gladiator.



Colosseum dibangun tahun 72 dan masih dipakai sampai tahun 217. Nama Colosseum berasal dari nama sebuah patung “Coloseus” yang sebelumnya didirikan di dekat lokasi Colosseum.


 Colosseum tampak atas dan sang gladiator :)

Dari photo di atas terlihat altar/ring sebagai tempat pertarungan gladiator yang lebarnya hanya disimulasikan sekitar 20% saja. Bagian lain yang terbuka menunjukkan ruang di bawah tanah tempat para gladiator siap bertarung. Berikut beberapa spot hasil jepretan camera kami di dalam Colosseum. 











Di hari ke dua, setelah kami selesai berkunjung di semua tempat dalam itenerary, kami kembali ke Colosseum untuk menikmati keindahan Colosseum di malam hari sambil menikmati makam malam di Cafe Colosseum. 



2. Roman Forum 

Buat para pecinta sejarah Romawi mungkin akan sangat menarik untuk berkunjung ke Roman Forum. Roman forum adalah sebuah tempat pusat kehidupan masyarakat Romawi kuno yang saat ini berupa reruntuhan dikelilingi oleh reruntuhan sejumlah bangunan pemerintahan kuno. Setelah Kekaisaran Romawi berakhir, forum secara bertahap tidak digunakan lagi dan perlahan dibongkar. Batu marmer dan patung patung indah diambil oleh para paus dan para bangsawan. Merupakan kebanggaan jika mereka mendirikan bangunan dengan sisa sisa bangunan istana. Beberapa lolos dari tangan serakah para paus dan diselamatkan untuk berubah menjadi gereja. 

Saya tidak tertarik untuk melihat reruntuhan dari jarak dekat, saya hanya mengambil beberapa spot yang terlihat dari beberapa tempat yang kami kunjungi. Roman forum ini terletak antara Colosseum dan Monument Victor Immanuel.
 Roma forum tampak dari via dei fori imperiali
Roma forum tampak dari via dei fori imperiali


Tampak dari Capitolini Hill, di belakang museum capitolini


Tampak dari Capitolini Hill, di belakang museum capitolini


Dalam perjalanan dari Colosseum menuju Monumen Victor Emmanuel kita bisa menemukan Tarjan Market, sebuah pusat perbelanjaan mirip mall. Jadi konsep mall sudah ada sejak zaman Romawi.


3. Vittoriano Emmanuelle Monument

Vittoriano Emmanuelle Monument didedikasikan untuk Kaisar Victor Emmanuel II. Di depan monumen ini didirikan pula patung berkuda kaisar Victor Emmanuel II setinggi 12 meter. Setelah runtuhnya kekaisaran Romawi sekitar abad ke-5, semenanjung Italia terpecah-pecah menjadi beberapa negara regional dan kerajaan dan Victor Emmanuel II menyatukan kembali italia. Monumen ini terletak di Piazza Venezia.


Monumen tampak dari kiri



Tampak belakang, orangnya maksudnya :)




Monumen tampak depan

 Monumen tampak dari samping kanan


Monumen ini disebut juga sebagai Altare Della Patria. Di altar terdapat api abadi untuk memperingati pahlawan kemerdekaan yang dimakamkan disini.


Altar Della Patria dan dua pengawal 




Salah satu tangga di dalam monumen





Patung berkuda Victor Emmanuel



Di depan monument ini terdapat gereja Santa Maria Diloreto. Sementara disampingnya terdapat Basilica di santa maria in aracoeli


Santa Maria Diloreto




View dari Basilica Santa Maria in Aracoeli



4. Musei Capitoline (Capitolini Hill)



Museum Capitolini merupakan kumpulan museum seni dan arkeologi yang terletak di piazza del campidoglio di Capitolini Hill. Museum bersejarah yang terdapat di sini adalah Palazzo dei conservatori (kanan patung kuda), Palazzo Senatorio (belakang) dan Palazzo Nuovo (kiri).Di tengah tengah piazza del campdoglio ini terapat patung berkuda Marcus Aurelius. Museum ini terletak di sebelah kanan Monumen Victor Emmanuel.
 Tangga menuju Musei Capitolini

 Patung berkuda Markus Aurelius, Sang Raja dalam "Gladiator"

Malu foto dari depan patung, patungnya gak bercelana ha ha ...


Dari Museum Capitolini kami ingin melanjutkan perjalanan ke Pantheon. Karena merasa sudah capek berjalan kami ingin naik bus saja. Untuk menuju ke Pantheon dan Piazza Navona tidak ada jalur metro atau tram, adanya bus. Namun ketika kami naik bus ternyata pantheon sudah lewat. Kami agak mengalami kesulitan karena Pantheon tidak terletak di dekat halte bus dan bus tidak berhenti di setiap Halte. Bus hanya akan berhenti ketika penumpang menekan tombol berhenti di dalam bus atau ketika ada penumpang mau naik. Akhirnya kami turun di Piazza Di Spagna.

5. Piazza Di Spagna

Piazza di spagna/Spanish Square adalah sebuah alun-alun tempat kedutaan spanyol di Italy berada. Di Piazza di spagna ini terdapat air mancur Fontana La Barcaccia dan Spanish steps (anak tangga tinggi) menuju Trinita del Monti. Tangga ini dibuat oleh kedutaan perancis untuk menghubungkan kedutaan spanyol dan Perancis. Namun sayangnya tangga dalam proses perbaikan sehingga suasananya terlihat berantakan.

Fontana La Barcaccia

6. Basilica Santo Petrus di Vatican

Dari Piazza di Spagna kami melanjutkan perjalanan menuju Vatican dengan naik Metro turun di stasiun ottaviano san pietro. Dari stasiun metro ke San Pietro sekitar 300 meter. Tak lupa kami menikmati es krim dulu sampil meluruskan kaki yang mulai pegel.




Gereja Santo Petrus di Vatican ini merupakan gereja katolik terbesar dan terindah di dunia yang didirikan di atas makam Rasul Petrus. Bagian dalam Basilica ini berukuran 186 x 137 meter, tinggi 120 meter.



Masuk ke dalam San Pietro harus melepas tutup kepala. Bagian dalam gereja ini penuh dengan karya seni patung dan lukisan.

Bagian dalam San Pietro


Bangunan berbentuk setengah lingkaran yang mengelilingi Piazza Santo Petrus ini memiliki 284 pilar. Di seluruh bagian atas dari bangunan setengah lingkaran ini terdapat patung-patung para orang Suci dengan jumlah 140 buah patung yang tingginya masing-masing 3,2 meter. Namun sayang di tengah piazza terdapat banyak kursi dan pagar penyekat yang mengurangi keindahan San Pietro untuk berfoto.









7. Castle St. Angelo

Castle St. Angelo terletak tidak jauh dari Basilica Santo Petrus. Bangunan besar di tepi sungai Tiber ini dibuat untuk pemakaman para Raja. Di atas bangunan ini terdapat patung yang menggambarkan Kaisar Hadrian yang sedang naik kereta perang dengan ditarik 4 ekor kuda. 


Pengawal berkuda di Castle St. Angelo



Monumen ini diberi nama Sant Angelo berdasarkan legenda tentang St. Gregory Agung yang melakukan sebuah prosesi untuk mengusir wabah yang menyerang kota Roma. Saat itu ada seorang malaikat yang turun dari langit. Malaikat tersebut tinggal sejenak di Mausoleum. Kemudian dengan anggun menyarungkan pedangnya sebagai tanda doa tersebut diterima. Setelah kejadian itu dibuatlah sebuah kapel di atas Mausoleum untuk menghormati malaikat itu. Sekarang Castel Sant’ Angelo dijadikan sebagai museum. Kami tiba di Museum ini menjelang malam dan cahaya lampu menambah indahnya bangunan ini.







Dari jembatan Castle ini kita bisa melihat indahnya San Pietro dari kejauhan.



Perjalanan hari pertama berakhir di Castle St. Angelo. Kami pulang naik Bus turun tepat di depan hotel mercure tempat kami menginap. Rasa penasaran terhadap St. Angelo, membuat kami datang kembali ke St. Angelo ini yang kebetulan lokasinya sangat berdekatan dengan Piazza Navona, tujuan pertama itenerary kami di hari ke dua.
 




Palace of Juctice, sebuah gedung cantik untuk Mahkamah Agung yang letaknya di sebelah Castle St. Angelo.





8. Piazza Navona
Di hari ke dua ini kami kurang beruntung karena langit diselimuti dengan kabut. Suhu di Roma sekitar 16 derajat celcius. Dengan semangat juang tinggi kami menuju Piazza Navona dengan menggunakan bus.




Piazza Navona memiliki 3 air mancur. Yang paling besar terletak di tengah yaitu Fountain of the Four Rivers, yang pada puncaknya adalah Obelisk of Domitian. Dua air mancur lain berada di kanan dan kirinya yaitu Fontana del Moro dengan kolam dan empat tritons dan Fountain of Neptune. Di Piazza Navona ini terdapat gereja Sant'Agnese in Agone.
Piazza Navona dari arah Fountain of Neptune 

Fountain of Neptune 

Fountain of the Four Rivers dengan background Sant'Agnese 

Romantis yah... ? 

Fontana del Moro 


Di Piazza Navona ini kami sarapan dengan chestnut panggang, makanan khas italy. Dingin dingin ditemani dengan chestnut hangat terasa nikmat sekali.






9. Pantheon

Sekitar 100 meter dari Piazza Navona terdapat Pantheon. Pantheon Roma adalah salah satu bangunan kuno yang amat cantik yang begitu tegar berdiri sebagai bukti warisan peradaban Romawi kuno. Dulunya kuil ini dibangun untuk penyembahan terhadap para Dewa Romawi. Pantheon berarti Rumah Semua Dewa. Dengan perkembangan zaman kuil ini sempat dijadikan sebagai gereja dan terkahir dijadikan sebagai tempat pemakaman



10. Piazza Del Popolo

Dari Palace of Juctice kami melanjutkan perjalanan ke Colosseum karena kami ingin masuk ke dalam arena gladiator itu. Namun ternyata bus yang menuju ke Colosseum datangnya luama sekali. Hampir 1 jam kami menunggu bus. Saat kami sampai di Colosseum ternyata antrinya sangat panjang sekali sehingga kami memutuskan untuk berkunjung ke Piazza del popolo terlebih dahulu dengan naik metro dari Colosseum turun di stasiun Flaminio. 



Piazza del popolo (People’s Square), dikelilingi oleh sejumlah bangunan bersejarah dan menarik, salah satunya 2 gereja kembar Santa Maria in Montesanto dan Santa Maria dei Miracoli


Santa Maria in Montesanto dan Santa Maria dei Miracoli





 Ketemu geng Harley Davidson yang lagi pawai. Mantapp !!!


11. Grand Mosque
Roma adalah pusat agama Katolik di dunia. Tapi, siapa yang menyangka jika di ibukota negara Republik Italia itu juga berdiri sebuah masjid megah Grande Moschea / Grand Mosque. Masjid ini didirikan tahun 1975 dan pembangunannya memakan waktu hingga 20 tahun, yang akhirnya benar benar berdiri di tahun 1995. Presiden Italia kala itu, Giovanni Leone, dan Walikota Roma, Giulio Carlo Argan, menyetujui pembangunan sebuah masjid di Kota Roma dengan memberikan sumbangan tanah seluas 30 ribu meter persegi kepada Pusat Kebudayaan Islam di Italia. Namun dana pembangunannya disumbang oleh Raja Saudi Arabia King Faisal sebesar 30 juta dolar AS. Masjid dengan desain perpaduan gaya islam klasik dan gothic ini karya arsitek Paolo Portoghesi. 



Tahta Suci Vatikan mengeluarkan Dekrit tahun 1963 yang menyatakan dengan tegas bahwa Vatikan tidak menentang pembangunan masjid di kota Roma sepanjang bangunan masjid tersebut dibangun dilokasi yang tidak terlihat dari Basilika Santo Petrus, serta menaranya tidak lebih tinggi dari kubah Santo Petrus.


Untuk menuju ke Grand Mosque kita harus naik kereta ke luar kota FC3 turun di stasiun Campi Sportivi. Kereta ini masih bisa dinaiki dengan 24 hours /1 day ticket. Kami membeli ticket 48 hours yang berlaku untuk metro, tram, bus maupun kereta ke luar kota.
 Masjid tampak depan

 Masjid tampak belakang

Bagian dalam masjid

Setelah menjalankan sholat jamak Dzuhur dan Ashar, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Colosseum, karena kami ingin masuk ke dalamnya, Dan benar, di sore hari sudah tidak antri lagi. 

12. Pyramid Caius Cestius

Dari Colosseum kami lanjutkan naik metro turun di Pyramid. Para ahli memperkirakan piramida ini dibangun pada tahun 18 SM sampai 12 SM sebagai kuburan Gaius Cestius. Dia adalah salah seorang dari empat agamawan terkenal di Roma. Orang Rome dulu memang fanatic dengan Egypt sampai raja Cestius meninggalkan amanat jika dia meninggal minta dikebumikan dalam piramid tersebut.




13. Piazza Republica

Di Piazza Republica terdapat Fountain of the Naiads (Acqua Pia) merepresentasikan Bidadari Danau (terlihat dari angsa yang sedang ia pegang), Bidadari Sungai (terlihat dari ia yang berbaring di atas monster sungai), Bidadari Laut (terlihat dari ia yang menunggang kuda) dan Bidadari Bawah Laut (berdekatan dengan naga misterius). Bangunan ini didedikasikan untuk lima ratus tentara Italia yang tewas dalam pertempuran Dogali pada tahun 1887. Boscolo Hotel berdiri megah mengitari piazza ini.




14. Fontana De Trevi

Trevi Fountain (Fontana di Trevi) merupakan air mancur yang sangat kental dengan seni arsitektur Eropa. Hal tersebut terlihat dari banyaknya detail hiasan-hiasan berupa ukiran dan patung-patung di sekitarnya. Daya tarik utama dari Fontana di Trevi ini adalah mitos melemparkan koin ke dalam air kolamnya. Cara melemparnya adalah dengan membelakangi sisi air mancur dan jika berhasil melemparkannya ke dalam kolam maka dipercaya bahwa suatu saat kita akan kembali lagi ke kota penuh sejarah ini. 



Bangunan di belakang Fontana de trevi ini awalnya milik Duke of Conti, yang datang dari kota yang tidak jauh dari Roma yaitu Poli, makanya bangunan ini disebut Palazzo Poli. Palazzo sempat dimiliki keluarga kaya tapi akhirnya menjadi milik kota Roma. Saat ini digunakan oleh Institut Nasional untuk Seni Grafis. 



Fontana di trevi direstorasi dan ditutup untuk turist selama July 2014 s/d Agustus 2015. Jadi pas kami datang restorasinya sudah selesai dan telah dibuka kembali. 











Kami sengaja datang ke Fontana di trevi menjelang petang karena sorotan lampu akan memperindah air mancur dan suasana akan semakin romantis.



Dari Fontana di trevi kami kembali ke Colosseum untuk menikmati makan malam dan lanjut istirahat di hotel karena besok pagi kami melanjutkan perjalanan ke Pisa dan Venice ....


Begitulah ceritanya, kalau ada yang ditanyain bisa kontak ke kuntofk@gmail.com

Febry dan Kunto