1. Athena, 22 Des 2019
Mendarat di Athens 22 Des 2019 sekitar jam 15:00. Setelah mendapatkan bagasi kami langsung menuju ke Monastiraki dengan menggunakan metro dengan sekali naik kereta saja. Naik Metro dari atau ke airport dikenakan biaya 10 Euro. Saya lihat sangat memungkinkan naik kereta ini tanpa bayar karena gate masuk train stationnya pintunya terbuka dan tidak ada penjaganya, tetapi sebagai turis yang baik hati dan tidak sombong kami memilih untuk membeli ticket :)
Mendarat di Athens 22 Des 2019 sekitar jam 15:00. Setelah mendapatkan bagasi kami langsung menuju ke Monastiraki dengan menggunakan metro dengan sekali naik kereta saja. Naik Metro dari atau ke airport dikenakan biaya 10 Euro. Saya lihat sangat memungkinkan naik kereta ini tanpa bayar karena gate masuk train stationnya pintunya terbuka dan tidak ada penjaganya, tetapi sebagai turis yang baik hati dan tidak sombong kami memilih untuk membeli ticket :)
Hari pertama di Athena kami menginap di Apartemen MOSS yg letaknya di seberang Monastiraki square. Sangat rekomendasi sekali kalau ke Athens menginap di sini selain tempatnya strategis, murah juga tempatnya luas dan nyaman. Tiba di Monastiraki Square jam 17:05 dan saat itu langit mulai gelap. Rencana makan di rooftop sambil menikmati indahnya acropolis gagal, diganti dengan menikmati lampu dan hiasan natal bersama warga Athens di Little Kook Cafe, Monastiraki Square, dan Syntagma Square. Untuk ke syntagma square harus naik metro dengan tarif 1.5 Euro per trip. Untuk memudahkan naik metro, kita bisa beli kartu dan minta diisi dengan berapa kali trip sesuai permintaan kita, 2,3,4,5 trip atau berapapun bisa.
Berikut suasana di Little Kook Cafe:
Hiasan natal di Little kook cafe yang sangat meriah
Untuk lebih jelas menggambarkan kemeriahan suasananya bisa dilihat videonya di https://youtu.be/VZMuHol3bio
Menginap di sekitar monastiraki adalah pilihan yang sangat tepat. Di tempat ini kehidupan malam berlangsung hingga pukul 3 pagi. Di sini banyak sekali orang kongkow, performance para seniman dan juga berjejer puluhan restaurant yang kita akan dibuat pusing mau pilih makan apa. Banyak tersedia kebab turkey. Sepertinya warga Athens suka kongkow bersama keluarga atau teman sambil menikmati makan malam. Banyak restaurant buka hingga jam 3 pagi. Salah satu Cafe di Monastiraki adalah Hard rock cafe.
2. Santorini, 23-25 Des 2019
Hari kedua kami menuju ke Santorini tgl 23 Des jam 7:30 harus sudah meninggalkan hotel. Kami mempunyai 2 koper besar, tetapi kami hanya bawa 1 saja karena selain kena charge bagasi juga akan kerepotan membawanya. Namun karena tempat penitipan koper yang letaknya di under ground apartemen buka jam 08:00, koper saya titipkan malam sebelumnya. Kami akan kembali ke Athens tanggal 25 Des, yang mana di tanggal tersebut lockernya tutup. Penjaga locker berbaik hati berjanji akan datang khusus untuk memberikan koper saya di tanggal 25. Alhamdulillah ketemu orang yang baik hati.
Hari kedua kami menuju ke Santorini tgl 23 Des jam 7:30 harus sudah meninggalkan hotel. Kami mempunyai 2 koper besar, tetapi kami hanya bawa 1 saja karena selain kena charge bagasi juga akan kerepotan membawanya. Namun karena tempat penitipan koper yang letaknya di under ground apartemen buka jam 08:00, koper saya titipkan malam sebelumnya. Kami akan kembali ke Athens tanggal 25 Des, yang mana di tanggal tersebut lockernya tutup. Penjaga locker berbaik hati berjanji akan datang khusus untuk memberikan koper saya di tanggal 25. Alhamdulillah ketemu orang yang baik hati.
Penerbangan saya ke Santorini dari Athens menggunakan Aegean Airline dijadwalkan jam 10:25. Boarding on time. Sekitar 15 menit di dalam pesawat diumumkan bahwa ada badai di Santorini sehingga penerbangan harus ditunda, Dan setelah lebih dari satu jam tidak take off juga kemudian diumumkan bawa badai belum juga berhenti sehingga penerbangan harus dibatalkan. Kami diminta untuk keluar pesawat untuk diatur kembali jadwal penerbangannya.
Karena saya bawa baby Keisha, saya dapat prioritas antrian reschedule dan dapat schedule penerbangan jam 17:00. Kan Santorini maghribnya jam 17:00, wah bakal malam sekali, saya minta dicarikan seat di penerbangan lebih awal dan confirm saya dapat jadwal terbang yang jam 13:10. Alhamdulillah.
Penerbangan yang jam 13:10 ternyata juga cancel karena badai di Santorini belum juga reda. Waduhhh cepat-cepat saya minta jadual rechedule kembali, dan saya dapat penerbangan jam 16:05. Alhamdullilah gak akan terlalu larut malam tiba di Santorini. Kami dapat kompensasi 8 Euro per orang (total 24 Euro untuk 3 orang) dan kami menunggu di restaurant bandara. Alhamdullilah di bandara lagi ada show tari balet dan sendra tari (kisah santa claus) yang durasinya sangat panjang, sampai waktu kami harus boarding kembali shownya belum selesai. Walau ada hambatan, tujuan travelling kami adalah untuk berbahagia, tidak perlu bersedih walaupun pesawatnya delay. Video show bisa dilihat di https://youtu.be/kwNZm5ytItI.
Agak was was juga saat menanti jadwal boarding apakah badai telah berlalu. Saya bertanya apakah ada update mengenai badai di Santorini. Petugas boarding menjawab bahwa flight ini akan terbang on time. Alhamdulillah. Boarding dan take off berjalan sangat lancar.
"Sepanjang terbang kita harus pasang seat belt karena cuaca buruk pesawat berulang kali oleng... serem sekali.... saya berdoa terus sepanjang perjalanan". Itu cerita istri saya karena saya tidur dari tak lama setelah take off sampai hampir mau landing. Saat bangun sayapun merasakan cuaca di luar memang lagi buruk. Serem memang, 5 menit kemudian pesawat mendarat dengan sempurna diikuti tepuk tangan para penumpang. Jadwal landing terlambat sekitar 10 menit dari jadwal.
Setelah ambil bagasi, kami keluar bandara, dan ternyata sedang hujan. Tara.... payungpun sudah kami siapkan matang matang. Sedia payung sebelum hujan, kata pepatah. Alhamdulillah saya juga sudah memesan airport picking ke pihak hotel. Tempat penjemputan ternyata terpisah gedung dengan area kedatangan. Kami menemukan penjemput dengan cepat. Waktu menuju ke parkiran mobil angin bertiup sangat kencang dan dingin. Kasian Keisha yang sedang kugendong. Gak terbayang seandainya saya harus naik bus umum. Hujan, angin kencang, mencari terminal bus, menunggu jadual kedatangan dan keberangkatan bus, tentunya akan sangat menyedihkan. Jadi saya sarankan kalau ke Santorini sebaiknya menggunakan jasa jemputan hotel.
Mobil jemputan tidak bisa berhenti di depan hotel karena di Santorini itu jalannya berupa jalan setapak penuh dengan tangga tangga sehingga tidak bisa dilewati dengan mobil. Kami turun dan berjalan menunju hotel yang jaraknya sekitar 50 meter disambut dengan angin yang kencang dan dingin. Saya berjalan sambil menggendong Keisha dengan hati hati karena harus melewati banyak tangga yang terjal. Alhamdulillah kami dah bisa masuk kamar hotel dan diluar terdengar angin bertiup sangat kencang, Saat saya mau mengintip dengan membuka pintu sedikit saja, angin kencang dan dingin menerpa wajah ini. Was was juga kalau hari hari selanjutnya akan seperti ini, gak mungkin saya bisa menikmati keindahan Santorini. Terpikir di benakku, hadeuhh travelling kok serem gini, sambil berdoa semoga besok cuacanya cerah, karena rencana hari ini keliling Santorini gagal total.
Malam telah berlalu, pagi tanggal 24 Des telah datang. Ketika terbangun, diluar sepi, sunyi, hening tak terdengar hembusan angin lagi. Saya buka pintu.... taraa.... alhamdulillah udara telah sangat bersahabat....
Seperti biasa kalau saya travel sama Keisha, di pagi hari sebelum Keisha bangun setelah subuh, saya akan lihat sunrise di spot spot yang indah. Kali ini saya juga sekalian survey jalur yang akan kami lalui mengingat kami jalan2 membawa baby. Dan inilah suasana Sunrise di Oia, Santorini.
3 blue dome
Saya kembali ke hotel untuk menjembut anak dan istri menikmati indahnya Santorini. Sampai hotel Mama cantik dan Keisha dah dandan syantix siap pergi, dan kami tidak mau melewatkan pemadangan indah Santorini pagi itu yang cuacanya sangat bersahabat, dingin, matahari sembunyi dibalik awan, dan tenang sekali.
Sudah lama sekali pengin banget ke tempat indah nan romantis ini. Alhamdulillah kesampaian datang kemari bersama keluarga tercinta.
Tempat yang kami kunjungi pertama kali adalah Blue dome, tempat iconiknya Oia, santorini (Spot 1).
Untuk naik ke spot ini harus lompat pagar dan sedikit main prosotan... Keisha ketawa terpingkal pingkal lihat papanya main perosotan dan bebarpa kali gagal memanjat pagar ha ha....
Di spot 1 ini kami tidak bertemu dengan siapapun, yang bisa dimintai tolong untuk memphoto kami bertiga.
Puas di spot 1 kami menuju ke spot 2, masih Blue dome tetapi dari arah sebaliknya. Di spot 2 ini sebenarnya area private. Namun karena pintunya tidak dikunci kami nekad berbuat nakal dengan memasukinya karena saya tahu tempatnya indah sekali.
Saat kami ambil photo ada rombongan orang yang datang, yang juga pengin banget ambil photo di spot ini. Sempat terdengar omongan mereka..."Jangan! eh ada orangnya lho.. ntar dimarahin..!!" Gak tahu mereka kalau kami juga anak anak nakal yang gak menginap di hotel private ini ha ha ...:) Saya mintai tolong saja untuk photoin kami.
Spot 3 di bawah ini letaknya hanya beberapa langkah dari spot 2 dengan latar belakang gereja St. Nicholas. Di spot ini kami bertemu dengan seorang wanita single back packer yang bisa kami mintai tolong untuk photoin kami.
Wanita yang membantu photoin kami berkata "you have very good sense to get the beautiful spot". Akhirnya dia juga minta gantian diphotoin :)
Lanjut lagi ke spot 4, Meteor Cafe.
Jujur saat mengambil photo di atas kami tidak melihat tulisan di bawah patung sapi yang melarang untuk menaiki patung.Maaf ya...
Spot 5, letaknya di belakang gereja Agios Nikolaos (St. Nicholas).
Spot 6, Gereja St. Nicholas
Spot 7, Oia Castle.
Saat berada di Oia Castle ini, Keisha kebelet pipis, jadi kami kembali ke hotel Kaleidoscope Cave Suite dan menikmati berendam di kolam air hangat dan sarapan pagi. Hotel ini masuk kategori termurah untuk ukuran hotel di Oia (dibaca iia),letaknya di pinggir jalan utama Oia. Viewnya lumayan bagus. Di Oia hampir semua hotel punya view yang bagus.
Suasana di dalam kamar hotel dengan ranjang berbentuk bulat
Sarapan pagi di outdoor restaurant
Menikmati matahari pagi sambil berendam air hangat dengan latar belakang yang memukau.
Puas menikmati suasana hotel kami menuju ke Fira, ibukota Santorini. Pada tahun 1500 SM, terjadi letusan gunung berapi yang menenggelamkan bagian tengah Santorini dan beberapa gempa bumi yang terjadi kemudian menyebabkan musnahnya sebagian besar pulau tersebut. Letusan gunung berapi sempat terjadi berkali-kali di pulau ini, di antaranya pada tahun 1570-an, 1650, 1707, 1866-1870, 1925-1926, 1928, 1939-1941, dan 1950 (wikipedia).
Walaupun saat ini kawahnya sedang tidur, tetapi sejatinya masih active. Pesonanya tak dapat menahan wisatawan untuk datang ke pulau kecil di tengah lautan ini.
Dari hotel ke terminal bus menuju Santorini hanya memerlukan waktu 10 menit. Tersedia transportasi umum bus di Santorini, tetapi ada jadwal jadwal tertentu. Karena waktu kami sangat sempit dan jadwal bus nya masih lama, kami memutuskan naik taxi saja dengan tarif 30 Euro, dengan tujuan hotel Atlantis, Fira.
Berikut spot spot indah di Fira. Spot 1: Metropolitan Cathedral dan Gereja St. John.
View di depan Hotel Atlantis
Hotel Atlantis dan Metropolitan Cathedral
Gereja St. John
Waktu menunjukkan jam 13:00 siang. Matahari lumayan terik, walaupun angin berhembus cukup dingin. Ambil photo di bawah terik matahari tentunya tidaklah maksimal, sehingga kami memutuskan makan siang terlebih dahulu di cafe Nikis. Cukup lama kami leyeh leyeh di cafe ini sambil menikmati menu yang mantap dan pemandangan yang indah. Tentunya sambil menimati wifi gratis karena kami belum menemukan tempat penjualan sim card. Lebih dari 2 jam kami singgah di cafe ini. Sampai matahari tidak begitu terik lagi, kami menuju ke spot 2.
View dari tempat duduk di dalam cafe
View dari tempat duduk di dalam cafe
View dari tempat duduk di dalam cafe
Spot 2, Franco's Bar dengan background Atlantis Hotel
Berdiri di Pintu gerbang menuju Franco's Bar
Spot 3. St Stylianos. Untuk menuju ke St. Stylianos jalannya menanjak terjal sekali. Kami jalan pelan pelan, saya gendong Keisha sementara mama syantix bawa stroller. Di tengah jalan kami menemukan spot indah Fira dari tempat yang lebih tinggi seperti di bawah ini.
Sampailah kami di gereja St Stylianos. Diperlukan effort yang lumayan untuk bisa berdiri di atas gereja ini seperti photo di bawah ini.

Spot 4. Sunset di gereja Virgin Mary. Menuju ke Virgin mary, kami disuguhkan pemandangan Imerovigli yang indah dari kejauhan.
Pemandangan di atas adalah spot sunset dengan pemandangan kubah gereja Virgin Mary. Walaupun saat itu waktu sunset belum tiba, tapi pemandangannya sudah lumayan indah. Sepertinya sunset akan tertutup awan. Kami akan menikmati senja di hotel mengingat transportasi yang sulit. Kami menunggu bus di Halte Bus terdekat, namun kembali kami memutuskan kembali ke Oia dengan naik taksi dengan tarif yang sama 30 Euro.
Tiba di hotel kami masih bisa menikmati senja di yang indah.
Puji syukur kepada Allah, hari itu kami diberi kelancaran. Capek juga jalan jalan sepanjang hari dengan spot spot indah. Malampun berlalu. Pagi hari tgl 25 Des terlihat sangat cerah. Seperti biasa saya hunting sunrise di spot yang indah.
Banyak yang merekomendasikan untuk travel ke Santorini saat summer, tetapi saya lebih memilih datang di winter. Kalau hidup di eropa yg sudah jenuh dengan udara dingin pastinya akan memilih summer, sedangkan saya sudah bosan dengan udara panas, jadi sengaja memilih datang saat winter. Saat ini suhu di Santorini sekitar 15 derajat.
Wisatawan saat winter sangat super duper sedikit sekali, selama berburu sunrise ini saya hanya ketemu 6 orang saja di spot spot yang berbeda, serasa pulau ini milik saya sendiri. Saya naik naik pagar dan bangunan untuk melihat view yang maksimal hanya ditemani angin yang terkadang berbisik lembut, selebihnya sunyi, sepi seakan berada di pulau megah tanpa penghuni. Bukan lebay ya.... tapi ini fakta. Pernah baca saat ini kalau ke tempat tempat iconic selalu berjubel dengan pengunjung, kali ini Santorini bagaikan kota mati.
Beginilah hasil berburu sunrise saya... tak ada orangnya sama sekali karena setiap take photo, memang lagi tidak ada orang lain.
Sunrise di Oia Castle
Sunrise di Sunset Windmill Hotel
Sunrise di Lioyerma Windmill
Pagi di Panagia Platsani
Habis berburu sunrise seperti biasa Keisha dan mama Syantix dah rapi siap jalan. pagi itu tentunya kami awali dengan sarapan pagi di hotel, namun kali ini kami sarapan diantar ke kamar.
Di depan kamar hotel
Ngopi santai di depan teras kamar hotel
Wowww gak usah jauh jauh, di depan hotel pemandangannya juga fantastik.
Dari semua yang yang mengagumkan di sini, yang paling mengagumkan adalah breakfast dengan makan nasi putih hangat pakai teri kacang, orek tempe dan Cumi balado hasil dari kesaktian mama Keisha. Thank you mama Keisha....
Habis sarapan kami kembali menikmati indahnya Oia, Spot yang ke 8 di Oia adalah gereja Ekklisia Agios Onoufrios.
Dari hotel ke gereja Ekklisia Agios Onoufrios ini kita juga bisa photo dengan background Panagia Platsani seperti berikut:
Spot terakhir yang kami kunjungi selama di Oia adalah Gereja St. George, seperti berikut:
Berakhir sudah perjalanan kami di Oia karena pesawat kami ke Athena hari itu jam 11:25. Kami ke bandara dengan menggunakan jasa airport dropping dari pihak hotel. Video kenangan nan indah dan romatis kami bisa dilihat di https://youtu.be/8Hk5_KoDk2E.
3. Athena, 25 Des 2019
Perjalanan dari Santorini menuju Athena sangat lancar. Kembali kami menginap di Apartemen MOSS yang letakknya sangat strategis. Saat menuju ke kamar kami melewati loker penitipan koper, saya lihat lokernya buka. Setelah menaruh barang ke kamar saya mengambil koper yang saya titipkan dengan mengucapkan terima kasih karena penjaga loker yang baik hati mau membuka lokernya sedangkan harusnya dia libuit merayakan natal.Hari itu tanggal 25 Des, sekitar jam 3 sore. Masih ada waktu untuk mengunjungi acropolis. Kami memilih jalur jalan kaki sambil mampir ke Ancient Agora. Di Ancient Aqora ini terdapat Roman Agora dan Ancient tower.
Roman Agora
Ancient Tower
Jalan menuju ke Acropolis cukup menanjak terjal. Apalagi kami harus menggendong Keisha dan membawa stroller. Untung udaranya dingin sehingga tidak cukup membuat badan kami berkeringat. Hanya beberapa menit saja sampailah kami di Aeropagus Hill. Di bukit ini kita bisa berphoto dengan latar belakang Acropolis yang megah, melihat Kota Athens dari ketinggian dan juga melihat Lycabettus Hill dari yang indah.
Background: Acropolis yang megah
Backgroud: Lycabettus Hill
Kota Athens dari ketinggian
Dari Aeropagus Hill kami menuju ke Acropolis. Hari itu kami tidak beruntung karena Acropolis libur tanggal 25-26. Tapi kami masih beruntung karena kami masih di Yunani sampai tanggal 28 Des. Maka kembali ke Monastiraki sambil menikmati kota Athens dan melihat lihat souvenir. Acara kami terakhir hari itu adalah dinner di Rooftop Restaurant “A for Athens Hotel”. Kami bertahan di roof restaurant dari sebelum matahari terbenam sampai lampu Acropolis dinyalakan.
Habis dinner kami kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat sesaat sebelum waktu kami habiskan waktu dengan menikmati keramaian Monastiraki Square. Besok pagi kami harus menuju ke Meteora naik kerat yang Jam 07:00, dan dari meteora kami akan menginap kembali di Monastiraki tetapi di Hotel “A for Athens”, sehingga 1 koper malam ini saya titipkan di Hotel A for Athens.
Febry dan Kunto
Kuntofk@gmail.com
Febry dan Kunto
Kuntofk@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar