Perjalanan dari Paris ke Brussels menggunakan kereta thalys dengan speed 250 - 300 km/jam ditemnpuh dalam waktu 1 jam 22 menit tepat, tidak kurang tidak lebih. Tiba di Bruxells Midi jam 7:47 pagi langsung mencari tempat menitipan koper. Berbeda dengan Paris, lokasi wisata di Belgia letaknya saling berjauhan. Kota yang akan kami kunjungi antara lain Brussels, Dinant dan Antwerp.
Di stasiun bruxells midi kami membeli ticket metro yang untuk sehari yang juga bisa untuk bus. Sasaran pertama yang dikunjungi adalah Royal palace.
1. Royal Palace
Royal Palace adalah istana resmi raja Belgia di Brussels, namun tidak digunakan sebagai tempat tinggal kerajaan. Raja dan keluarganya tinggal di Royal Palace of Laeken di pinggiran Brussels. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1731. Istana saat ini difungsikan untuk acara kenegaraan terutama untuk menjadi tuan rumah acara, pertemuan dan resepsi untuk kepala negara yang diundang ke Belgia.


2. Grand Place
Grand place adalah alun alun kota yang di sekelilingnya terdapat bangunan kuno antara lain city hall / kantor wali kota; sebuah bangunan dengan menara bergaya gothic dengan tinggi 110 meter yang selesai dibangun pada tahun 1444. Grand place merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Grand Place City hall
Bangunan lain di grand place ini adalah King’s house. Disebut Dinamakan Wisma Raja karena memang pernah dijadikan tempat tinggal raja. Namun kini bangunan ini dijadikan museum.

City hall dan King's house
Tak jauh dari Grand Place terdapat patung legendaris mannekin pisyang dibuat tahun1618. Patung anak kecil yang sedang pipis ini juga merupakan icon wisata kota Brussel. Ceritanya dulu ada anak kecil yang bernama Juliaanske mengencingi bom yang akan meledak di kota itu, sehingga akhirnya dibuat patung perunggu anak kecil sedang pipis.
3. The Collegiate Church of Our Lady, Dinant
Dinant berada di luar kota Brussels dengan perjalanan hampir 2 jam naik kereta. Landmark kota ini adalah Gereja The Collegiate Church of Our Lady yang terletak di tepi sungai meuse.

The Collegiate Church of Our Lady

Salah satu sisi sungai meuse

Sisi lain sungai meuse
Di sungai meuse ini terdapat Saxophone Bridge. Adolphe Sax adalah penemu Saxophone yang berasal dari Belgia dan tinggal di Dinant. Di Jembatan ini dipajang beberapa Saxophone raksasa.

Di atas bukit di belakang gereja terdapat Benteng Citadel. Kita bisa naik menggunakan kereta gantung. Benteng ini sekarang berubah menjadi Dinant’s Arms Museum. Dari atas benteng ini kita bisa melihat pemandangan kota Dinant yang eksotik.

Tak jauh dari gereja kita bisa melihat Bayard Rock in Dinant. Ini adalah puncak batu yang telah selama berabad-abad menjadi fokus untuk kenangan kejadian legendaris Medieval. Berasal dari legenda empat ksatria, anak-anak Aymon yang melarikan diri dengan seekor kuda yang kuat bernama Bayard dan memisahkan bebatuan.

4. Castle de veves
Castle de veves ini telah ditempati sejak zaman Pippin dari Herstal (abad ke-7). Woww berarti tahun 600 an dong ya? Lama sekali ...Istana ini, dalam bentuk sebuah pentagon beraturan dan diapit oleh enam menara bulat dengan ukuran yang bervariasi.


5. Castle Het Steen Antwerpen
Castle ini sebelumnya dikenal sebagai Antwerpen Burcht (benteng) dan diberi nama Het Steen pada tahun 1520 yang artinya benteng/istana batu. Castle ini pernah digunakan untuk museum arkeologi (1890), dan museum sejarah maritim Antwerp (1952).
Di depan castle terdapat patung raksasa dan dua manusia. Ini menggambarkan raksasa Lange Wapper yang digunakan untuk meneror penduduk kota di abad pertengahan.


6. Antwerp City Hall
Seperti kota kota lainnya di eropa, jika berdiri gedung City Hall maka selalu ada lapangan di depannya. Ada yang menarik di Grote Markt Antwerp ini yaitu di depan bangunan bangunan indah di zaman renaissance ini berdiri patung Silvius Brabo. Kota ini mempunyai legenda yang menceritakan asal-usulnya. Legenda tersebut menceritakan seorang raksasa jahat, Druon Antigonus yang berkelahi dengan seorang ksatria Romawi Silvius Brabo. Brabo berhasil memotong tangan raksasa itu dan melemparkannya ke daerah Schelde. Sejak itu daerah tersebut dinamakan hantwerpen (hand= tangan, werpen = melempar. Lambat laun nama itu berubah menjadi Antwerpen).
Apapun ceritanya, tempat ini terasa sangat indah dan romantis sekali di malam hari.



Begitulah ceritanya, kalau ada yang ditanyain bisa kontak ke kuntofk@gmail.com
Febry dan Kunto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar